Free Tour Museum Multatuli 9 Oktober 2022

Rencana Perjalanan

Peserta berkumpul di Stasiun Tanah Abang pada pukul 11:00 siang dan melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api. Berhenti di Stasiun Rangkasbitung dan melanjutkan perjalanan hingga Museum Multatuli.

Biaya Pendaftaran Free Tour

GRATIS

Biaya sudah termasuk:

  • Ongkos Pemandu Wisata.

Biaya belum termasuk:

  • Ongkos transportasi;
  • Makan siang;
  • Tiket masuk;
  • Pengeluaran pribadi selama perjalanan.

Free Tour Monumen Pancasila Sakti 1 Oktober 2022

Rencana Perjalanan

Peserta berkumpul di pintu gerbang Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur pada pukul 14:00 hingga 14:30 WIB. Selanjutnya, rombongan akan menuju ke dalam Monumen Pancasila Sakti untuk mengunjungi monumen, museum, dan diorama Pengkhianatan Partai Komunis Indonesia.

Biaya Pendaftaran Free Tour

GRATIS

Biaya sudah termasuk:

  • Ongkos Pemandu Wisata.

Biaya belum termasuk:

  • Ongkos transportasi;
  • Makan siang;
  • Tiket masuk;
  • Pengeluaran pribadi selama perjalanan.

Pendaftaran Ditutup.

Private Tour Medan

Sejarah Singkat

Sejarah kota Medan bisa dilacak hingga lebih dari 400 tahun yang lalu, pada tahun 1590 saat Guru Patimpus Sembiring Pelawi, dari suku Karo membuka hutan diantara sungai Deli dan sungai Babura lalu membangun sebuah desa (Bahasa Karo : Kuta) bernama Madan. Beliau juga membangun beberapa hunian berupa Rumah Adat Karo. Di Kuta Madan, beliau menikahi Puteri Raja Pulu Berayan Merga Tarigan. Kuta Madan inilah yang kelak akan dikenal dengan sebutan Medan.

Seiring berjalannya waktu, orang-orang Melayu mulai berdatangan untuk tinggal di Medan dan Medan menjadi wilayah Deli. Sultan Deli kemudian pindah dari Labuhan Deli ke Istana Maimon di Medan dan para Sultan Deli juga dinobatkan oleh 4 Raja Urung Karo. Sampai detik ini, keturunan dari pendiri Medan, Guru Patimpus Sembiring Pelawi yakni Datuk Adil Freddy Haberham Sembiring Pelawi masih menjabat sebagai Wazir di Kesultanan Deli.

Setelah menjadi Ibukota Deli, Medan berubah menjadi kota besar. Orang-orang Tionghoa pun ikut membangun Medan dan kemudian bersama Belanda, mengembangkan usaha perkebunan tembakau. Belanda bersama dengan Kapitan Cina, Tjong A Fie kemudian ikut memperindah kota Medan hingga dijuluki sebagai Kota Paris di Pulau Sumatra. Kemajuan kota Medan menarik perhatian orang-orang di Semenanjung Malaya baik Melayu, Tamil ataupun Tionghoa untuk pindah kesana hingga Inggris terpaksa menahan agar tidak ada warga Malaya yang pindah ke Medan.

Melihat kemajuan Medan, Dr. H. Van Der Veen sampai berujar, “Molukken is het verleden, Java is het heden en Sumatra is de toekomst“. Artinya adalah, “Maluku adalah masa lalu, Jawa masa sekarang dan Sumatra adalah masa depan”.

Rencana Perjalanan

Hari Pertama: Tiba di Medan – Lapangan Merdeka – Kesawan – Istana Maimun – Masjid Raya

Anda akan dijemput oleh tim Neosphere di Bandara Internasional Kuala Namu atau Terminal Amplas, sesuai dengan metode perjalanan yang Anda pilih. Setelah itu, rombongan akan berangkat menuju Lapangan Merdeka yang terletak di pusat kota Medan dan mengelilingi Kesawan yang penuh dengan bangunan kuno dari zaman penjajahan Belanda. Setelah makan siang di Pajak Ikan, rombongan akan mengunjungi Museum Tjong A Fie yang dahulu pernah menjadi kediaman Kapitein der Chinezen di Deli. Selanjutnya, peserta akan mengunjungi Istana Maimun dan Masjid Raya, yang menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah kesultanan bercorak Melayu di Medan. Setelah itu, rombongan berangkat menuju hotel untuk beristirahat. Peserta dipersilakan untuk menikmati suasana malam di Medan.

Hari Kedua: Graha Bunda Maria Annai Velangkanni – Museum Negeri Sumatra UtaraAsia Mega Mas

Pagi hari, selepas sarapan, rombongan bersiap untuk berangkat menuju Graha Bunda Maria Annai Velangkanni, sebuah gereja Katolik bercorak Tamil yang terletak sekitar 11 kilometer dari pusat kota Medan. Peserta yang beragama Katolik dipersilakan untuk berdoa dan melakukan ziarah rohani. Setelah makan siang, peserta akan melanjutkan perjalanan menuju Museum Negeri Sumatra Utara yang untuk menikmati koleksi benda-benda Sejarah dari Sumatra Utara dan sekitarnya. Setelah itu, rombongan berangkat menuju Asia Mega Mas untuk menikmati makan malam sekaligus jajanan malam hari yang berkesan. Selanjutnya, rombongan berangkat menuju hotel untuk beristirahat.

Hari Ketiga: Raun-Raun – Pulang

Pada hari ketiga, peserta bebas raun-raun Kota Medan. Siang atau sore hari, rombongan akan melanjutkan perjalanan pulang ke kota masing-masing.

Biaya Pendaftaran Public Tour

Rp1.500.000,- per peserta

(Minimal peserta 3 orang)

Biaya sudah termasuk:

  • Penginapan dan hotel;
  • Sarapan dan makan siang;
  • Ongkos supir dan transportasi;
  • Tiket masuk di lokasi wisata;
  • Ongkos Pemandu Wisata;

Biaya belum termasuk:

  • Tiket perjalanan menuju Medan;
  • Asuransi pribadi;
  • Pengeluaran pribadi selama perjalanan.

Untuk melakukan pendaftaran atau mengubah rencana perjalanan, segera hubungi WhatsApp kami: 0859-4669-7450

Private Tour Kuala Lumpur

Sejarah Singkat

Kuala Lumpur bermula dari sebuah kampung kecil yang berlokasi di Lembah Klang, tepatnya di antara sungai Gombak dan Klang. Pada tahun 1857, Sultan Abdul Somad dari Negeri Selangor Darul Ehsan mengundang 87 orang Tionghoa Hakka yang bisa dibayar murah untuk mencari timah disana, tetapi 69 orang diantaranya wafat karena penyakit. Saat itu, makin banyak orang Melayu dan Mandailing yang datang ke Kuala Lumpur. Kemudian, Sultan melantik Haji Abdullah Hukum sebagai Ketua Kampung Kuala Lumpur bergelar Tuk Dagang Dianjuk.

Haji Abdullah Hukum berasal dari suku Kerinci dan sebagai kepala Kampung, ia memperbesar dan memperbaiki infrastruktur di Kuala Lumpur dengan dukungan para pedagang Minang. Menurut beliau, saat itu ekonominya kuat di Kuala Lumpur adalah orang-orang Minang seperti Haji Abdul Gani dari Air Bangis. Kuala Lumpur yang semakin besar membuat semakin banyak orang Tionghoa yang datang.

Inggris kemudian merasa perlu menunjuk Kapitan Cina untuk Kuala Lumpur. Kapitan Cina yang pertama adalah seorang Hakka bernama Hiu Siew namun Kapitan Cina yang paling berjasa mengubah Kuala Lumpur menjadi kota besar yang modern adalah Kapitan Cina Ketiga yakni Yap Ah Loy. Pria Hakka ini memperoleh keuntungan dari perdagangan Opium dan menjadi modal untuk memajukan Kuala Lumpur.

Usaha Yap Ah Loy membuat pada tahun 1880, Kuala Lumpur dijadikan Ibukota baru Selangor Darul Ehsan dan pada 1957 menjadi Ibukota Persekutuan Tanah Melayu (cikal bakal Federasi Malaysia).

Rencana Perjalanan

Hari Pertama: Tiba di Kuala Lumpur – KL Sentral – Dataran Merdeka – Menara Petronas

Anda akan dijemput oleh tim Neosphere di Bandara Internasional Kuala Lumpur setelah pesawat Anda mendarat. Setelah itu, rombongan akan berangkat dengan kereta api menuju KL Sentral, sebuah stasiun transit raksasa yang menghubungkan Kuala Lumpur dan sekitarnya. Setelah makan siang, rombongan akan berangkat menuju Stasiun Masjid Jamek menggunakan LRT. Setelah sampai di stasiun, rombongan akan mengunjungi Masjid Jamek, Dataran Merdeka, Katedral Santa Maria, dan sekitarnya. Selanjutnya, peserta akan mengunjungi Pecinan Petaling dimana rombongan akan disambut dengan suasana pasar tradisional Tionghoa. Setelah itu, rombongan menuju hotel di Bukit Bintang untuk istirahat atau menikmati suasana megahnya malam Kuala Lumpur.

Hari Kedua: Batu Caves – Dataran Tinggi Genting

Pagi hari, selepas sarapan, rombongan bersiap untuk berangkat menuju Batu Caves menggunakan kereta api. Setelah menikmati suasana Batu Caves, rombongan akan menuju Dataran Tinggi Genting menggunakan kereta kabel. Sesampainya di Dataran Tinggi Genting, peserta bebas berkeliling untuk menikmati suasana atau bermain di kasino. Malam harinya, rombongan pulang ke hotel di Bukit Bintang.

Hari Ketiga: Keliling Kuala Lumpur – Pulang ke Indonesia

Pada hari ketiga, peserta bebas berkeliling Kuala Lumpur. Siang atau sore hari, rombongan akan melanjutkan perjalanan pulang ke Indonesia.

Biaya Pendaftaran Public Tour

Rp2.000.000,- per peserta

(Minimal peserta 3 orang)

Biaya sudah termasuk:

  • Penginapan dan hotel;
  • Sarapan dan makan siang;
  • Ongkos transportasi;
  • Tiket masuk di lokasi wisata;
  • Ongkos Pemandu Wisata;

Biaya belum termasuk:

  • Tiket pesawat menuju Kuala Lumpur;
  • Asuransi pribadi;
  • Pengeluaran pribadi selama perjalanan.

Untuk melakukan pendaftaran atau mengubah rencana perjalanan, segera hubungi WhatsApp kami: 0859-4669-7450

Public Tour Bandung 22-23 Oktober 2022

Sejarah Singkat

Wilayah yang kita kenal saat ini sebagai Bandung dahulu dikenal dengan nama tatar Ukur dan termasuk kedalam Kerajaan Sumedang Larang yang diperintah oleh klan peranakan Arab-Sunda yakni Azmatkhan, klan yang sama yang memerintah Cirebon dan Banten. Pada tahun 1620, Raja Sumedang penerus Prabu Geusan Ulun yakni Arya Suriadiwangsa menyatakan sumpah setia pada Penguasa Mataram, Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Setelah Mataram masuk ke Pasundan, jabatan Raja Sumedang diturunkan menjadi Adipati. Begitu juga dengan wilayah kekuasaan Sumedang dipimpin oleh Bupati Wedana. Untuk wilayah Ukur, kepemimpinan diserahkan pada bangsawan Banyumas bernama Wongsonoto alias Dipati Ukur. Pada Invasi ke Batavia, Dipati Ukur gagal membawa kemenangan. Sultan Agung berniat menghukum Dipati Ukur, namun Dipati Ukur malah makar dengan dukungan masyarakat Sunda dan membangun basis di Pongporang.

Pada akhirnya, Dipati Ukur dikhianati oleh anak buahnya sendiri dan berhasil dihabisi oleh Tumenggung Bahurekso dan Ki Astamanggala. Oleh Sultan Agung, KI Astamanggala dilantik menjadi Bupati Bandung bergelar Tumenggung Wiraangunangun dengan pusat pemerintahan di Karapyak (Sekarang Dayeuh Kolot). Kabupaten Bandung menjadi wilayah Mataram sampai Amangkurat II menyerahkan Bandung pada VOC di tanggal 19-20 Oktober 1677.

Pada masa Gubernur jenderal Daendels, Kabupaten Bandung dipimpin oleh RA Wiranatakusumah II dimana beliau diamanahi oleh Daendles untuk membangun sebuah kota baru dekat Jalan Raya Pos yang kita kenal sebagai Bandung saat ini.

Rencana Perjalanan

Hari Pertama: Tiba di Bandung – Asia-Afrika – Indonesia Menggugat – 23 Paskal

Sabtu, 22 Oktober 2022

Siang hari, pukul 12:00 WIB, Anda akan dijemput oleh rombongan Neosphere di Stasiun Bandung atau Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara. Setelah melaksanakan ibadah Sholat bagi kaum Muslim dan makan siang, rombongan akan berangkat menuju Jalan Asia-Afrika. Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju Gedung Indonesia Menggugat. Sore harinya, rombongan akan berangkat menuju Pusat Perbelanjaan 23 Paskal. Setelah itu, peserta dipersilakan untuk beristirahat di hotel atau mengelilingi kota Bandung.

Hari Kedua: Orchid Forest – Lembang Park & Zoo – Farm House – Pulang

Minggu, 23 Oktober 2022

Pagi hari, pukul 06:00 WIB, rombongan bersiap untuk berangkat menuju Lembang yang terletak 17 kilometer dari pusat kota Bandung. Setelah melakukan check-out di hotel, rombongan berangkat menuju Orchid Forest Cikole untuk menikmati suasana pegunungan yang segar. Setelah itu, dilanjutkan mengunjungi Lembang Park & Zoo sembari istirahat makan siang. Selanjutnya, rombongan berangkat menuju Farm House untuk menikmati suasana desa Belanda yang ikonik. Setelah itu, rombongan berangkat menuju stasiun atau bandara untuk pulang ke kota masing-masing.

Biaya Pendaftaran Public Tour

Rp950.000,- per peserta

Biaya sudah termasuk:

  • Penginapan dan hotel;
  • Sarapan dan makan siang;
  • Ongkos supir dan transportasi;
  • Tiket masuk di lokasi wisata;
  • Ongkos Pemandu Wisata;

Biaya belum termasuk:

  • Tiket pesawat atau kereta api menuju Bandung;
  • Asuransi pribadi;
  • Pengeluaran pribadi selama perjalanan.

Untuk melakukan pendaftaran, segera hubungi WhatsApp kami: 0859-4669-7450